Made by Canva

Belajar Mengatakan Tidak

Saying No

Bin Sugiyanto
3 min readJan 23, 2024

--

Seringkali kita lebih mudah mengatakan “iya” daripada mengatakan “tidak” pada sesuatu yang harusnya kita katakan “tidak”.

Bahkan kita sering merasa gak enakan untuk mengatakan “tidak”, dan akhirnya kita mengatakan “iya” meskipun kita tidak menyukainya.

Ntahlah, mungkin karena sejak kecil kita selalu mendengar kata “tidak” adalah kata negatif yang kita juga enggan untuk mendengarnya.

Siapa yang suka dikatakan “tidak” untuk sesuatu yang dia inginkan?

Dari sana akhirnya kita menganggap bahwa “tidak” itu negatif dan kita menghindari kata “tidak” itu dalam hidup kita.

Padahal kata “tidak” ini sangat penting, penting untuk dikuasai dan penting untuk digunakan.

Karena seringkali kita sulit untuk mengucapkan dan melakukan kata “tidak” ini.

Disiplin Mengatakan Tidak

Photo by Sven Mieke on Unsplash

Ketika kita ingin membangun kebiasaan diri kita untuk disiplin tentu ada hal-hal untuk kita katakan “tidak”.

Contoh kita ingin disiplin menghindari makananan manis yang mengandung gula.

Photo by Patrick Fore on Unsplash

Itu berarti kita harus menggunakan kata “tidak”:

  • Tidak untuk makanan manis.
  • Tidak untuk jajan yang manis-manis.
  • Tidak untuk menerima makanan yang manis meskipun gratis.

Kita harus punya “tidak” yang kuat agar bisa patuh dengan disiplin yang kita inginkan.

Ketika kita memutuskan untuk berhemat dan menabung itu berarti kita harus tegas dalam menggunakan kata “tidak”.

Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash
  • Tidak untuk mengeluarkan uang diluar anggaran.
  • Tidak untuk keluar rumah ketika lapar.
  • Tidak untuk membeli sesuai yang kita tidak butuhkan.

Bisa dilihat bahwa tidak semua kata tidak itu negatif.

Tidak ini akan menjadi hal positif jika kita menggunakannya dengan baik, justru kata “iya” akan menjadi negatif ketika tidak tepat dalam penggunaannya.

People Pleasure

Photo by Drahomír Hugo Posteby-Mach on Unsplash

Orang-orang dengan people pleasure berarti mereka yang sering mengatakan “iya” pada orang lain padahal belum tentu dia menyukainya dan biasanya ada rasa tidak enakan.

Apakah ini baik?

Biasanya sih banyak yang kecewa dengan sikap yang seperti ini, karena dia tidak mampu mengatakan “tidak” dengan tegas pada oranglain.

Contoh ketika temanmu ingin mengajakmu makan diluar, padahal uangmu sedang menipis di akhir bulan, karena tidak enak untuk mengatakan “tidak” akhirnya kamu berhutang demi memenuhi ajakan teman itu.

Contoh lain temanmu memintamu untuk meminjam uang dan kamu punya uang itu tapi akan kamu gunakan untuk keperluan lainnya dan karena merasa tidak enakan akhirnya kamu tidak bisa menolaknya.

Kalau memang ikhlas dan rela untuk melakukannya sih tidak masalah, yang jadi masalah karena sebenarnya kita ingin mengatakan tidak tapi tidak enakan.

Belajar mengatakan “tidak” ini tentu adalah sebuah skill yang harus dipelajari.

Supaya kita tidak terjebak dengan sesuatu yang tidak kita sukai, supaya kita bisa tegas mengatakan tidak pada orang lain dan supaya kita bisa konsisten dan disiplin pada diri sendiri.

Ternyata ilmu ini ada bukunya tersendiri, namanya

Amazon

Cocok untuk kamu yang ingin belajar lebih dalam untuk bisa mengatakan “tidak”.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Bin Sugiyanto
Bin Sugiyanto

No responses yet

Write a response